Fatikhatul Koiroh
Pendidikan Bahasa Indonesia (PBI 2017 A)
NIM 175200034
Kritik/Esai Cerpen Sorot Mata Syaila Karya M. Shoim Anwar menceritakan Di bandara Internasional Djuanda Abu Dhabi pukul satu dini hari ada seorang laki-laki bertemu dengan Syaila sosok bayangan penunjuk seperti kambing yang disembelih di pesawat. Pada waktu itu laki-laki, istri, dan anak-anak tersebut terkena perkara tersebut. Perkara ini tidak melibatkan aku seorang diri. Seluruh keluarga, istri dan anak-anak, juga diperiksa karena diduga teraliri dana dalam bentuk kepemilikan saham perusahaan. Si alan, seorang teman anggota parlemen yang menjadi terdakwa “menyanyi” saat di persidangan, termasuk mengungkap liku-liku pemenangan tender yang telah kami skenariokan untuk perusahaan keluarga. Pengakuan itu bahkan telah masuk dalam berita acara peme riksaan alias BAP. Jumlah kerugian uang negara juga telah disebut.Nanti, ketika berkas perkaraku dilimpahkan ke kejaksaan untuk dibuat tuntutan, aku dapat informasi bahwa statusku sebagai tersangka mau tak mau akan terbuka di kejaksaan. Dan benar, ketika berita ramai tersiar bahwa aku dicekal, posisiku sudah di luar negeri. Inilah enaknya punya jaringan khusus di lembaga peradilan. Aku merasa sedikit beruntung kasusku ditangani mereka. Andai yang menangani KPK, mungkin aku sudah meringkuk di sel.Bagi laki-laki tersebut tidak peduli atas perkara tersebut orang lain bilang apa pun aku tidak perduli. Menurutnya laki-laki tersebut menyamakan seperti berdo’a di tanah suci. Kemudian Syaila memberi petunjuk kepada laki-laki tersebut untuk melihat istri, dan anak-anaknya. Laki- laki tersebut berjalah ke arah tangga dan memanggil nama “Syaila. Dua orang istri dan empat orang anakku bergelantungan tak berdaya. Seperti menunggu ajal yang segera tiba, mereka merintih-rintih kesakitan.Pada akhirnya sosok syaila menghilang tanpa bayangan. Istri dan anak-anak tersebut dijerat, digantung seperti kambinng yang sudah disembelih. Seluruh tubuhnya membeku melihat istri dan anaknya digantung seperti kambing yang sudah disembelih. Makna cerpen tersebut menceritakan seorang koruptor. Dari cerpen di atas jika dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari jangan pernah mencelekai seseorang jika dia sendiri tidak ingin di celakai oleh orang lain.
Kritik/Esai
Cerpen Tahi Lalat Karya M. Shoim Anwar dari segi makna atau isi cerpen "Tahi Lalat" yaitu Cerpen ini menceritakan tentang
kehidupan sosial di kampung, Karena menceritakan seorang Lurah tidak adil
kepada masyarakatnya dan selalu bertindak sesuai dengan keinginanya.
Menceritakan kebiasaan buruk masyarakat kampung karena suka membuat isu dan
ngerasani orang padahal belum tentu kebenarannya. Laela, anak kecil yang suka
menirukan orang dewasa, apa lagi yang sedang hangat dibicarakan orang-orang.
Laela menggambar seorang perempuan yang ada Tahi Lalat hitam di dadanya.
Di sebuah rumah ada kabar ada
tahi lalat di dada istri Pak Lurah. Suatu hari kabar angin tersebut datangnya
dari warga masyarakat setempat. Orang yang pertama kali mengerti bakrul.Bulan depan ada masa pendaftaran calon lurah atau kepala desa di sini.
Suatu hari Pak Lurah akan mencalonkan kembali untuk periode berikutnya. Pak
Lurah tidak pernah berkomentar atas pembicaraan yang menyangkut istrinya.
Ketika masyarakat yang lain lewat, Kami
memilih diam. Ini berbeda ketika yang lewat istrinya. Tapi, dari arah belakang,
mereka membuat isyarat gerakan gelembung di dada, kemudian menuding-nudingkan
telunjuk ke dada sebelah kiri. Semakin mendekati masa pendaftaran calon
lurah, berita adanya tahi lalat di dada istri Pak Lurah semakin santer.
Pembicaraan tidak hanya tertumpu pada tahi lalat di dada istri Pak Lurah, tapi
meluas hingga sekujur tubuh istri Pak Lurah ditelanjangi. Aku yakin Pak
Lurah dan istrinya sudah mencium berita kabar angin tersebut di sekitarnya. Laela
menunjukkan gambar tahi lalat yang ada di dada istrinya untuk diberitahu kepada
Pak Lurah.Istriku juga tampak terbengong-bengong. Kami saling memandang. Tak
bicara apa-apa. Entah bagaimana ceritanya Laela tiba-tiba menunjukkan gambar
perempuan yang bertahi lalat di dadanya. Persis gunjingan yang hari-hari ini
kami dengar. Akhirnya Pak Lurah mengetahui tahi lalat yang ada di dada istrinya
tersebut dari anaknya Laela. Sehingga kabar angin yang dari warga memang belum
ada kejelasan. Jika dikaitkan dengan
kehidupan sehari-hari cerpen tersebut yaitu janganlah membawa kabar angin jika
belum jelas arahnya, jangan suka demo bermain politik sendiri.
Kritik / Esai Cerpen Sepatu Jinjt Aryanti Karya M.Shoim Anwar menceritakan dahulu di bawah sana tampak botak-botak seperti rambut
lelaki tua yang rontok. Dari jendela kamar di lantai 25, aku melihat
gedung-gedung telah merebahkan bayangan. Sepatu jinjitnya yang tadi dicoba ada
di lantai depan pintu. Karena posisinya membungkuk, rok perempuan itu tertarik
ke atas sehingga paha belakangnya lebih jelas terlihat. Aku menatapnya beberapa
saat. Beberapa saat kemudian, Bapak
tersebut bercakap dengan Aryanti. Kemudian Hari Minggu mereka kembali bekerja.
masih tercenung di jendela Hotel Selesa ini. Ada mobil-mobil melintas di jalur
ganda Jalan Dato’ Abdullah Tahir, membujur ke utara-selatan, satu sisinya ada
yang membelok ke barat, masuk ke Jalan Tebrau. Bapak tersebut ingat dalam adegan film ada perempuan
ditampakkan kakinya sedang jinjit ketika berhadapan dengan kekasihnya.
Barangkali itu adegan ciuman yang disamarkan. Dari pembelian sepatu itu pula
aku menilai bahwa Aryanti memanfaatkan kepergiannya ke sini untuk belanja di
Johor Premium Outlets. Bapak tersebut menatapat wajah Aryanti yang tiba-tiba
ada aura berbeda. Beberapa jurus dia terdiam. Mungkin mengingat detik-detik
terakhir ketika dia diperintahkan, tepatnya dipaksa, untuk menjebak lelaki yang
telah banyak memberinya kesenangan dan keuntungan. Kalau lelaki ini bisa
diberesi, maka ada pihak-pihak lain dalam lingkarannya yang bisa di kambing
hitamkan sesuai skenario yang dibuat. Ibarat pewayangan, ketika Durna dan
Sengkuni bersekongkol, maka jadilah semua itu. Aryanti menatapku makin kuat. Sebelum kami turun, disodorkan dua tiket pesawat atas namaku dan
Aryanti. Aku dan Aryanti harus terbang malam ini dengan penerbangan terakhir ke
tanah air. Tujuannya bukan ke ibu kota negara, tapi ke Balikpapan. Dua lelaki
lain langsung menjemput aku dan Aryanti ketika pintu mobil membuka. Sepatu
jinjit itu aku amati, lantas kucium dengan pelan sambil memejamkan mata.
Aryanti dan sepatu jinjitnya kupeluk di dadaku. Akhirnya ada kenanagan
pengelaman yang menegesankan yaitu Sepatu Jinjit Aryanti selalu teringat
membawa kenangan masa lalu. Makna Cerpen Sepatu Jinjit
Aryanti telah menawarkan nuansa berbeda
dengan cerpen-cerpen yang dia hasilkan sebelumnya.Nuansa politik,
lingkungan hidup, percintaan, dan sedikit purnografi. Cerpen tersebut jika dikaitkan dengan kehidupan Sehari-hari yaitu
jangan mudah percaya terhadap orang lain.
Kritik / Esai Cerpen Bambi dan Perempuan
Berselendang Baby Blue Karya M. Shoim Anwar menceritakan pada waktu itu ada suara
irama salsa terdengar mengiringi rancak kaki para pedansa. Ada
empat pasang yang terlihat melantai di dance floor. Sementara yang
lain duduk-duduk menunggu polonaise berikutnya. Mereka menyapa
dengan mengatakan “halo”.Dia adalah Bami. Lelaki itu kelihatan semakin tambum
malam ini. Dia sudah nampak kelelahan mengikuti irama salsa. Tengkuk yang
tambah menonkol membuat dia seperti sapi berpunuk. Sementara perempuan
pasangannya tampak jauh lebih muda. Ini pasti gacoan baru sang hakim itu
sehingga dengan bangga dipertontonkan sebagai partner barunya. Apa saja mungkin
bagi Bambi. Sementara perempuannya mengenakan gaun terusan warna hitam dengan
dada terbuka plus selendang baby blue. Ketika sesi salsa
berakhir, Bambi beranjak minggir dan duduk di sofa. Saya segera mendekatinya.Bambi
perkenalan dengan Anik. Bambi sangat merayu, menawarkan kepada Anik tadi supaya
ikut mau bergabung di program liposuction Miske yang berkulit putih
bersih itu tersenyum. Sudah bukan rahasia lagi kalau perempuan muda belia yang
suka keluar malam menjalin hubungan dengan lelaki berumur. Yang penting uang
dan kesenangan dapat diperoleh dengan mudah. Kesadaran utuh mungkin telah ada
pada diri perempuan itu bahwa Bambi memang harus diperas hartanya dan digunakan
perempuan itu untuk mempercantik penampilan guna bersenang-senang dengan para
lelaki lain yang lebih muda. Saat itulah Bambi akan sadar kebusukan perempuan
muda itu. Dia masih mencari kesempatan untuk bisa berbicara dengan Bambi. Devira
marah-marah kepada Bambi. Bambi tampak sangat tidak nyaman. Pengacara tergugat
pintar. Kamu menjanjikan akan memenangkan aku. Terus untuk apa kamu minta
uang segitu banyak yang katanya untuk minta tolong pada
anggota majelis lainnya? Kau bagikan pada siapa saja uang itu? Atau kau nikmati
sendiri?”Saya ikuti terus dia. Bambi berusaha keras lepas dari kepungan.
Petugas sekuriti datang untuk memberhentikan kerumununan itu supaya tidak
bertengkar lagi. Saya tidak peduli supaya dianggap kampungan sekalipun. Namun,
Bambi mempergunakan kesempatan untuk lepas. Dia meronta dan berusaha mencabut.
Dengan setengah memaksa, pihak sekuriti berusaha melepaskan tangan saya. Dia
minta agar saya tidak menciptakan keributan. Ternyata Devira tahu sepak terjang
Bambi. Yang dimintai uang itulah yang dimenangkan. Saya keluar dari toilet
bersama Devira. Salah satu pasangan itu ternyata Bambi dan Miske. Mereka
melantai lagi. Tangan mereka saling memegang tubuh pasangannya.Sialan lagi!
Ketika sesi rumba berakhir, saya melihat pasangan Bambi dan
Miske tetap berangkulan sambil berjalan meninggalkan arena. Akhirnya memang
Bambi dan Miske telah melakukan perbuatan kecewa, jahat sehingga banyak orang
yang ditipu karena sikap mereka. Bambi dan miske telah menjalin hubungan di
pengadilan bersama. Makna cerpen yang berjudul Bambi dan Perempuan Berselendang
Baby Blue menceritakan tentang peristiwa yang dialami oleh seorang yang terkena
kasus hukum yaitu bambi dan perempuan mudah bernama Anik. Tetapi uang tersebut
disalahgunakan untuk keperluan pribadi termasuk untuk bermain perempuan.
Seketika bambi mengajak perempuan bernama Miske yang berselendang Baby Blue itu
untuk berdansa ke tempat hotel. Cerpen tersebut jika dikaitkan dengan kehidupan
sehari-hari yaitu jangan bertindak jahat kepada orang lain sesungguhnya pasti
ada balasan kepada orang tersebut.
Kritik / Esai Cerpen Jangan ke
Istana, Anakku Karya M. Shoim Anwar menceritakan pada suatu hari AKU membangunkan
gubuk untukmu, Anakku. Bukan istana, sebab pada istana yang dikelilingi
sungai-sungai buaya, pagar tinggi dengan kawat berduri baja, kau terpenjara
dengan dijaga anjing-anjing yang siap memangsa. Anakku pakai
pita merah muda di rambutnya. Putri tunggalku telah tumbuh menginjak remaja.
Makin mengingatkan aku pada ibunya. Sang anak terus bertanya kepada Papa nya. Kehidupan istana telah kupahami seperti aku
memahami lekuk-lekuk tubuhku sendiri. Tapi istana telah merampas
sebelum hidupku jadi paripurna. Nyawa menjadi taruhannya. Selepas kepergianku,
istriku tentu menjerit pilu. Demikianlah orang-orang begundal istana selalu
berkeliaran ke pelosok-pelosok desa untuk mencari mangsa. Anak tersebut ingin
pergi ke istana terus menerus. Aku tak bisa menyalahkan anakku kalau dia ingin
bertemu ibunya. Sejak umur dua tahun dia dipisahkan dengan ibunya oleh pihak
istana. Suatu hari, mungkin karena rindu yang tak tertahankan istriku nekat
menerobos istana untuk menemuiku. Kabar mengerikan malah menyeruak, konon
perempuan-perempuan cantik itu dijadikan wadal alias tumbal istana, dimasukkan ke
sumur lorong gelap bawah tanah yang dihuni Nyi Blorong peliharaan istana.
Konon, di malam Rabu Kliwon, ketika gending terdengar di tengah malam disertai
bau kembang dan kemenyan, saat itulah waktunya wadal diumpankan. Trihayu,
istriku tercinta, lenyap ditelan istana. Anakku benar-benar hidup sendirian
setelah ibunya diganyang istana. Anakku memanggilku “papa” dan memanggil ibunya
“mama”. Dua atau tiga hari ke depan pihak istana
akan menjemputku kembali.Aku ingin membangunkan gubuk untukmu, Anakku. Bukan
istana, biar sehabis sekolah anak-anakmu kelak bisa merasakan indahnya dunia,
hujan-hujan sambil bermain lumpur di tanah basah dengan teman-teman seusia. Anaknya
berkata kepada kalau papa tidak mau ke Istana berarti tidak sayang sama Dewi.
Aku ingin membangunkan gubuk untukmu, Anakku. Bukan istana, sebab pada istana
anak-anakmu akan digembala oleh para abdi dan penjaga, dicekoki kisah raja-raja
antah berantah, dimanja dengan senyum pura-pura, dipisah dari teman sepermainan
dengan alasan keturunan darah, mainannya kuda kayu tembaga, dijaga agar tak
mangayuh sempurna, karena takut anak-anakmu terjatuh saat bersuka. Aku ingin
membangunkan gubuk untukmu, Anakku. Bukan istana.Dari pintu gerbang kulihat
tiga orang cecunguk istana membawa masuk seseorang. Dewi? Kuperhatikan sekali
lagi. Benar, perempuan yang dibawa masuk itu tidak lain anakku. Jangan ke
istana, Anakku! Aku ingin meneriakkan kata-kata itu. Tapi anakku sudah berada
di sini. Atau para cecunguk istana itu yang membawanya kemari karena mereka
telah tahu wajah anakku ketika menjemputku beberapa hari lalu.Akhir cerita
tersebut Anakku akan dibawa masuk ke ruangan istana.. Anakku telah dibawa
masuk. Dia lenyap dari pandanganku. Perempuan muda dibawa masuk dihadapkan
baginda. Lalu musnah tak ada ceritanya. Tiga hari lagi adalah malam Rabu
Kliwon. Malam yang penuh misteri bagi kehidupan istana. Sang Papa tersebut
menangis dan sedih melihat anak nya dan berteriak. Makna Cerpen “Jangan ke
Istana, Anakku” mengungkapkan pandangan pengarang yang masih melihat pemikiran
orang zaman dahulu, yang masih mempercayai adanya tumbal.
Kritik/ Esai dari 5 cerpen tersebut diantara lain cepen Sorot Mata Syaila, cerpen Tahi lalat, cerpen Sepatu Jinjit Ariyanti, cerpen Bambi dan Perempuan berselendang Baby Blue , cerpen Jangan ke Istana, Anakku Karya M.Shoim Anwar yaitu bahasanya mudah dipahami hanya saja makna konotasi ada beberapa yang sulit dimengerti. Kekurangan cerpen tersebut ada beberapa pengulangan kata. Kelebihan cerpen tersebut menarik dan bagus. Cerpen tersebut jika dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari yaitu jangan berbuat jahat dan menyiksa orang lain kepada anak maupun keluarganya sehingga nanti pasti ada balasan sendiri bagi dirinya. Persamaan cerpen “Sorot Mata Syaila”, cerpen Tahi Lalat, cerpen Sepatu Jinjit Aryanti, cerpen Bambi dan Perempuan Berselendang Baby Blue, cerpen Jangan Pergi Ke Istana, Anakku Karya M. Shoim Anwar yaitu cerpen tersebut sama-sama egois. Perbedaan cerpen “Sorot Mata Syaila” Karya M. Shoim Anwar yaitu bercerita tentang kejahatan, cerpen Tahi Lalat Karya M. Shoim Anwar bercerita tentang kabar angin yang dimiliki warga selalu mencari kabar yang tidak belum pasti, cerpen Sepatu Jinjit Aryanti Karya M. Shoim Anwar yaitu cerpen pornografi, cerpen Bambi dan Perempuan Berselendang Baby Blue Karya M. Shoim Anwar yaitu cerpen kejahatan, cerpen Jangan Pergi Ke Istana, Anakku Karya M. Shoim Anwar yaitu cerpen yang menceritakan zaman dahulu.